Wednesday, December 24, 2008

TINDAKAN LEBIH PENTING DARI PENGETAHUAN

Pada suatu hari seorang ilmuwan terkenal bertanya kepada guru agamanya, "Pak, apakah inti penting di dalam agama?"
"Jangan melakukan segala dosa, sebaliknya jalankan semua amal dan kebaikan," jawabnya.
Ilmuwan itu menganggap bahwa itu adalah jawaban standar yang terlalu luas dan kurang jelas. "Apa yang Bapak katakan itu terlalu sederhana. Anak berusia tiga tahun pun akan sudah tahu jawaban seperti itu," timpalnya.
"Memang anak seusia itu juga akan mengerti, tapi orang tua yang telah berusia delapan puluh tahun belum tentu bisa melakukannya," sahut guru agama itu.
Pesan:
Apa yang telah diungkapkan oleh sang ilmuwan sangat sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang cukup pintar dan mengerti tentang rambu-rambu kehidupan dari ilmu pengetahuan yang mereka pelajari, seminar, buku, televisi dan lain sebagainya. Misalnya bila kita ingin sukses, maka kita harus bersikap positif (lebih ramah, disiplin, jujur, gigih berusaha, dan lain sebagainya) serta menjauhi tindak negatif (korupsi, kolusi dan nepotisme, menghasut, menipu dan lain sebagainya).
Tetapi hanya sebagian kecil diantara kita yang benar-benar sukses dan bahagia. Banyak juga orang pintar yang melanggar aturan negara maupun agama, misalnya berbuat korupsi, pembunuhan, praktik ilegal dan tindak kriminal lainnya. Mengapa? Karena semua pengetahuan itu hanya sebatas wacana atau tidak berlanjut kedalam tindakan nyata.
Kunci kebahagiaan dan keberhasilan dalam kehidupan setelah mencari ilmu pengetahuan adalah mempraktekkan semua ilmu pengetahuan tersebut kedalam tindakan nyata. Segudang ilmu pengetahuan tidak akan bermanfaat bila kita sendiri tidak menjalankannya. "Tindakan tidak selalu membawa kebahagiaan, tetapi tidak ada kebahagiaan tanpa tindakan," kata Benjamin Disraeli.
Sebaliknya, betapapun sederhana ilmu pengetahuan yang kita miliki akan memiliki kekuatan yang dahsyat jika kita menggunakannya setiap hari dan setiap saat. Contoh sederhana misalnya kita ketahui bahwa bersikap disiplin, jujur dan tersenyum atau ramah kepada semua orang itu baik. Pengetahuan tersebut akan memberikan manfaat lebih dahsyat terhadap berbagai hal termasuk kesuksesan dan suasana hati bila kita senantiasa mempraktekkannya. Oleh sebab itu latihlah diri kita senantiasa melakukan tindakan nyata atas apa yang sudah kita ketahui.

BAHAYA MINUMAN KERAS

Dikisahkan tentang sebuah kota yang dihuni mayoritas pecandu minuman keras. Pemerintah setempat semakin khawatir, pasalnya ulah para pemabuk itu sudah meresahkan masyarakat. Sehingga pemerintah menggelar sebuah seminar yang membahas tentang bahaya minuman keras bagi kesehatan. Seminar yang dipandu oleh dokter-dokter senior di kota tersebut dimaksudkan untuk menggugah kesadaran warga supaya mengurangi dan menghentikan kebiasaan buruk minum minuman keras.Salah seorang dokter berusaha memberikan bukti peraga, agar para pecandu minuman keras itu
segera sadar. Dokter tersebut menyediakan 2 gelas kaca. Kemudian mengisi gelas pertama dengan air mineral, lalu mengisi gelas kedua dengan larutan alkohol. Setelah itu ia memasukkan 1 ulat kedalam masing-masing gelas.
Ulat yang dimasukkan kedalam air mineral dapat melompat keluar dari gelas. Sedangkan beberapa menit kemudian, ulat yang dimasukkan kedalam larutan alkohol mati. "Apa kesimpulan yang Anda dapatkan dari percobaan ini?" tanya sang dokter memancing respon peserta seminar.
Tiba-tiba seorang pecandu minuman keras yang sedang mabuk berat langsung berdiri dan menjawab pertanyaan itu. "Ini menunjukkan bahwa jika kita minum alkohol, berarti perut kita tidak akan ada ulat," tukasnya diiringi tawa keras diikuti tawa peserta seminar lain.
Pesan:
Berdasarkan respon pecandu minuman keras di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi hati dan pikiran penduduk wilayah tersebut sudah tertutup terhadap nilai-nilai kebenaran. Kejadian seperti itu dapat terjadi dimanapun dengan kasus berbeda-beda pula. Dalam keadaan demikian, eksistensi manusia sebagai mahluk yang berakal dan berhati nurani semakin terkikis oleh nafsu atau kebiasaan-kebiasaan buruk.
Upaya penyelamatan harus segera dilakukan untuk mengembalikan mental masyarakat menjadi bijak dan kembali hanya melakukan aktivitas bermanfaat. Tetapi kita juga tak dapat berharap banyak kepada siapapun untuk melakukan upaya penyelamatan tersebut. Alangkah baiknya, jika kita membangun kesadaran tersebut dari dalam diri sendiri terlebih dahulu.
Perubahan besar yang diharapkan tentu saja lebih cepat terjadi, jika diikuti kesadaran masing-masing individu dari unsur masyarakat terkait, misalnya para pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat, kalangan intelektual maupun masyarakat awam. Terlebih jika diikuti dengan sosialisasi yang intensif tentang pentingnya hidup bermoral, disiplin dan sehat, maka kesadaran untuk hidup lebih baik akan membudaya. Sehingga pada suatu ketika masyarakat dengan kesadaran yang tinggi akan menyatakan ‘tidak untuk minuman keras’, ‘tidak untuk narkoba’, ‘tidak untuk korupsi’, dan ‘tidak’ untuk hal-hal negatif lainnya.

ADA YANG MELIHAT

Dikisahkan tentang sebuah kehidupan ekonomi sebuah keluarga yang sangat menyedihkan. Mereka tidak pernah dapat memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Karena anak-anak mereka sudah sangat lapar, sang ayah terpaksa mencuri sayuran di kebun milik tetangga.
Karena merasa tak ada yang melihat perbuatannya, si ayah meneruskan tindakan tidak terpuji tersebut berkali-kali. Sampai suatu ketika sang anak yang kebetulan menemani sang ayah berteriak, karena merasa ada orang yang terus memperhatikan mereka. “Ada orang yang terus memperhatikan kita, Ayah,” teriak si anak ketakutan.
“Di mana orangnya?” kata si ayah setengah berbisik dan memberikan isyarat agar si anak tidak bersuara keras.
“Ayah lihat di atas, mata besar itu terus melihat ke arah kita,” bisik si anak sambil menunjuk bulan purnama di langit.
Kalimat lugu dari si anak menyadarkan si ayah. Meskipun tidak ada orang lain yang melihat, tetapi Tuhan YME selalu memperhatikan tindakannya yang tidak terpuji. “Ya anakku, kamu benar. Bulan memang selalu memperhatikan perbuatan kita,” kata si ayah. Si ayah meneteskan air mata penuh penyesalan sembari memeluk erat anaknya. Di dalam hati ia berjanji tidak akan mengulangai lagi perbuatan tidak terpuji tersebut.
Pesan :
Kemiskinan atau keadaan seburuk apapun tak dapat dijadikan pembenaran untuk melakukan tindak negatif, misalnya mencuri, korupsi, menipu, merampok, mencopet dan lain sebagainya. Masih banyak solusi dengan cara yang benar dan tepat agar terlepas dari kemiskinan atau keadaan-keadaan buruk lainnya. Bersikap jujur, rajin bekerja, sopan, bersabar, bertindak kreatif dan lain sebagainya adalah jalan keluar untuk keluar dari keadaan yang buruk tersebut.
Contoh bila kita selalu bersikap jujur dalam berbisnis dari mulai niat sampai beraktifitas, maka kita akan dipercaya orang. Seorang pedagang yang jujur merupakan daya tarik luar biasa untuk menarik pelanggan datang berbondong-bondong kepadanya. Dampaknya, bisnis bertambah maju karena mendapatkan banyak keuntungan.
Oleh sebab itu biasakan diri kita selalu bertindak benar dan tepat. Jangan pernah kita berusaha menghalalkan segala cara karena merasa sedang terdesak. Secara berkala berusahalah mengevaluasi diri apakah perbuatan kita benar atau keliru, kemudian tumbuhkan kesadaran menghindari perbuatan tercela. “Ketika aku berbuat baik, aku merasa enak. Ketika aku berbuat buruk, aku merasa tidak enak. Itulah agamaku,” kata Abraham Lincoln.
Ada beberapa kiat sederhana untuk menghindari perbuatan tercela dan membiasakan diri berbuat benar dan tepat. Yang pertama adalah mendekati atau berusaha bergaul dengan orang-orang yang berperilaku positif. Selanjutnya adalah mencari lingkungan yang positif. Yang ketiga adalah mengingat selalu dampak buruk yang akan kita terima dari perbuatan negatif.
Sedangkan kiat pamungkas dan paling efektif menghindarkan diri kita dari perbuatan buruk adalah mengingat Tuhan YME sesering mungkin. Kekuatan spiritual adalah kontrol yang sangat potensial supaya kehidupan kita senantiasa diwarnai dengan kebahagiaan dan sikap kita identik dengan keluhuran budi pekerti. Karena sikap dan keluhuran budi pekerti menghidupkan hati dan sangat penting dalam mengarungi bahtera kehidupan kita.
“None of us can hope to get anywhere without character, moral courage and the spiritual strength to accept responsibility. – Tak seorangpun diantara kita bisa berharap sampai ke tujuan, tanpa karakter, moral keberanian dan kekuatan spiritual dalam mengemban tanggung jawab,” demikian Thomas J. Watson.

Tuesday, December 23, 2008

12,5 DOLLAR

Kejadian ini diceritakan terjadi pada tahun 1920 di Amerika Serikat. Saat itu seorang anak berusia 9 tahunan bermain bola di komplek rumahnya. Entah mengapa ia menendang bola terlalu keras dan mengenai kaca jendela sebuah rumah di komplek tersebut. Tak ayal kaca jendela itu pecah berkeping, sementara sang pemilik rumah marah besar.
Pemilik rumah minta ganti rugi untuk kaca yang sudah dipecahkan sebesar 12,5 dollar tak peduli siapapun pelakunya, seorang anak kecil sekalipun. Pada saat itu uang sebesar 12,5 dollar nilainya sangat besar, setara dengan 125 ekor ayam betina. Anak itu merasa takut sekaligus bingung karena tak punya uang.
Dengan wajah murung ia pulang meminta bantuan uang kepada ayahnya. “Kamu harus bertanggungjawab atas kesalahanmu. Jangan minta orang lain menanggung kesalahanmu,” kata ayahnya.
“Tapi, saya tidak punya uang,” jawab anak itu memelas.
“Saya akan meminjamkan uang untuk kamu. Tapi kamu harus mengembalikannya dalam satu tahun,” kata si ayah mengajukan syarat.
“Baiklah!” jawab anak itu senang.
Setelah itu si anak bekerja sampingan untuk mendapatkan uang. Dalam waktu 6 bulan ia berhasil mengumpulkan uang sebesar 12,5 dollar dan melunasi hutang kepada ayahnya. Si ayah sangat senang menerima uang dari anaknya. “Kamu memang seorang ksatria sejati!” puji ayahnya sambil tersenyum.
Pada masa selanjutnya tersiar kabar bahwa anak kecil itu berhasil menjadi presiden Amerika ke 40. Ia memerintah Amerika sejak tahun 1981 hingga 1989. Kisah tersebut adalah salah satu kejadian yang pernah dialami oleh Ronald Wilson Reagan (1911 – 2004).
Pesan:
Sikap bertanggung jawab adalah modal meraih keberhasilan di bidang apapun. Berdasarkan kisah di atas kita dapat melihat bahwa sikap tanggung jawab mendidik seseorang berusaha mengatasi masalah dan memperbaiki diri. Didikan dari orang tua menjadikan Ronald Reagan kecil tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Selama masa kepemimpinannya, Ronald Reagan dinilai cukup berhasil memajukan perekonomian Amerika Serikat. Dirinya juga dicintai rakyat. Hal itu nampak jelas dari kesedihan yang luar biasa dari sebagian besar rakyat Amerika ketika ia meninggal dunia pada tanggal 5 Juni 2004.
Masing-masing diantara kita sudah pasti dituntut bersikap bertanggung jawab, entah terhadap diri sendiri, keluarga, lingkungan, pekerjaan dan lain sebagainya. “Hari dimana Anda menerima tanggungjawab dan berhenti mencari alasan, di hari itulah Anda mulai melangkah menuju sukses,” O.J. Simpson. Menjalankan tanggung jawab dengan baik mendidik diri kita untuk senantiasa melakukan segala hal dengan baik dan benar.
Sebagaimana filsuf seperti Aristotle mengatakan, “Kualitas bukan suatu tindakan, tapi suatu kebiasaan.” Bila kita selalu membiasakan diri bersikap bertanggung jawab, maka sikap tersebut akan menjadi ciri khas dan memberi manfaat sangat besar terhadap diri kita. Misalnya seseorang yang selalu bertanggung jawab, maka ia akan memiliki satu jiwa luhur dan satu kekuatan semangat kerja yang luar biasa. Dengan kata lain, membiasakan diri bersikap tanggung jawab memberikan dampak positif lebih besar dibandingkan kerugiannya

HARGA SEBUAH KESUKSESAN

Dalam sebuah seminar, seorang motivator terkenal memulainya dengan mengeluarkan sehelai uang Rp.100.000,-. Ia mengangkat uang tersebut tinggi-tinggi, sambil mengajukan sebuah pertanyaan kepada lebih dari 2.000 peserta seminar.“Siapa yang menginginkan uang ini?”
Tak ayal sebagian besar peserta mengacungkan tangan.
Motivator tersebut melanjutkan kalimatnya, “Baik! Saya akan memberikan uang ini kepada salah satu diantara Anda. Tetapi sebelum itu saya akan melakukan sesuatu.”
Motivator tersebut menggulung uang kertas itu. Sekali lagi ia bertanya kepada hadirin, “Siapa yang masih menginginkan uang ini?” Tak berbeda dengan sebelumnya, hampir semua peserta seminar tersebut mengacungkan tangan, pertanda mereka masih menginginkan uang itu.
Melihat respon peserta yang tidak berubah, motivator tersebut kemudian menginjak-injak uang tersebut dengan kaki kanan lalu dengan kaki kiri. Setelah uang itu menjadi kotor dan lecek, ia kembali bertanya, “Apakah masih ada yang mengingkan uang ini?”
Masih sama dengan sebelumnya, hampir semua peserta mengacungkan tangan. Kemudian dia berkata, “Saudaraku sekalian, dari peragaan tadi saya hanya ingin menunjukkan bahwa siapun ingin memiliki uang itu. Bagaimanapun kondisi uang tersebut tidak akan menurunkan nilainya dari Rp. 100.000,-”
Pesan :
Kisah tersebut menerangkan sebuah kebenaran bahwa kehidupan ini memang sulit. Setiap hari kita menghadapi tantangan kecil, sedang, berat, hingga sangat berat. Tetapi pada dasarnya tantangan kehidupan tidak mengurangi nilai kita sebagai manusia. Sebaliknya tantangan kehidupan sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai diri kita.
“The ultimate measure of a man is not where he stands in moments of comfort and convenience, but where he stands at times of challenge and controversy. – Nilai seorang manusia tidak dapat diukur disaat ia berada di zona nyaman, melainkan bagaimana ia menghadapi tantangan dan kontrovesi,” kata Martin Luther King Jr.
Tetapi sangat banyak diantara kita yang hanya mengeluhkan kehidupan yang penuh dengan tantangan. Mereka lupa harus belajar sesuatu dari tantangan, rasa sakit dan perjuangan hidup. Karena jika segalanya di dunia ini sempurna, maka kita tidak akan dapat belajar hal baru atau mendapatkan semangat lebih besar untuk berbuat lebih baik dan meningkatkan nilai diri kita sebagai manusia

KEGAGALAN MERUPAKAN JALAN KESUKSESAN


Kegagalan adalah jalan menuju kesuksesan jika kita bisa mengambil hikmahnya dan menjadikan kesalahan yang telah membuat kita gagal sebagai pelajaran berharga yang bisa menghantarkan kita pada kemenangan dan kesuksesan. Setiap kesalahan yang dilakukan seseorang pada hakikatnya adalah jalan yang bisa mengantarkan menuju kesuksesan. Hal ini bisa terjadi asalkan dia mau menyadari kesalahan yang telah dilakukannya, lalu menjadikannya pelajaran untuk masa depan. Dengan demikian, pelajaran itu akan bisa menjadi kekuatan baginya untuk memilih strategi yang tepat.

Ketika Anda mengalami kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan, hendaklah Anda tidak merasa terjebak dalam pusaran rasa malu. Anda tidak perlu merasa rendah diri di hadapan orang lain. Dengan kegagalan yang Anda alami, bukan berarti dunia telah menghancurkan Anda dan membelenggunya dari masa depan yang lebih baik. Qadha dan qadar Allah SWT seharusnya Anda junjung di atas segalanya. Anda harus sadar bahwa semua yang terjadi pada diri manusia sesuai dengan qadha’ dan qadar Allah SWT. Oleh karena itu, kita wajib mengimani hal itu dan tidak menganggapnya sebagai kegagalan ataupun aib.

Sebenarnya yang disebut gagal ataupun aib adalah ketika kita merelakan dan membiarkan kondisi terpuruk menguasai diri kita. Apabila seseorang mau mengevaluasi kesalahan dan kegagalannya serta menyadari hikmah dibalik semua itu, sesungguhnya dia telah berhasil dalam menggapai tujuannya. Oleh sebab itu, kita harus mencari berbagai faktor penyebab kegagalan untuk kemudian menjadikannya sebagai batu loncatan untuk lebih maju di kemudian hari.

Ketika terjerembab dalam kesalahan atau kegagalan, kebanyakan orang mengira bahwa tujuan dan harapannya sudah habis sehingga mustahil untuk mewujudkannya dengan cara apapun. Kalau sudah demikian, biasanya orang itu melampiaskannya dengan amarah dan menyalahkan jiwanya sendiri. Ketika itulah setan akan menghembuskan bujukannya agar pasrah dengan keadaan yang ada dan putus asa.

Mengapa kita harus mencela jiwa kita? Apa dosa yang telah dilakukan jiwa kita? Benarkah jiwa kita yang menyebabkan semuanya itu, ataukah hanya masalah kecerobohan diri kita? Berpijak dari hal ini, kita dapat mengetahui jawabannya. Kita dapat mengetahui bahwa jiwa kita saa sekali tidak bersalah. Karena semua kegagalan berasal dari tingkah laku kita yang ceroboh dan kelalaian kita sendiri.

Seandainya kita kembalikan pada ajaran Islam (maaf bagi yg non Islam), kita akan menemukan berbagai jalan yang membimbing kita pada upaya perbaikan. Islam melarang kita bekerja tanpa planning yang jelas dan menjalani hidup dengan penuh keraguan. Rasulullah SAW adalah tauladan yang baik dan obor pemberi petunjuk dengan cahaya keimanan dan kesabaran, pernah bersabda :

“Jika salah satu diantara kalian ada yang tertimpa musibah, jangan katakan, ”Seandainya aku berbuat begini dan begitu, pasti akan seperti ini (hasilnya), tetapi hendaknya dia mengatakan, “(ini semua merupakan) takdir Allah, dan Allah berhak melakukan apa yang Dia kehendaki, “Sesungguhnya berandai-andai (dengan cara mengucapkan kalimat perandaian) dapat membuka peluang perbuatan setan”.

Rasa percaya diri merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seseorang. Bahkan dalam agama, menganjurkan pemeluknya untuk membekali dirinya dengan rasa percaya diri. Oleh karena itu, hendaklah kita menjadikan rasa percaya, kesabaran dan ketegaran menghadapi beban hidup sebagai slogan hidup. Dengan demikian, kita dapat menjalani kehidupan ini dengan semangat membara dan jiwa yang tegar.

Percaya diri adalah salah satu faktor kekuatan, sementara itu kesabaran adalah salah satu karakter orang yang beriman. Kita harus sadar bahwa rasa percaya diri bisa menciptakan berbagai keajaiban dan mewujudkan harapan. Oleh karena itu, hiasi diri kita dengan rasa percaya diri! Jangan sekali-kali memiarkan diri kita menjadi sarang rasa bimbang atau berbagai penyakit psikologis yang justru mengakibatkan penderitaan dan kesedihan.

Mari kita memulai hidup baru yang penuh harapan kuat dan cinta yang tidak dapat dilunturkan dengan rasa takut. Hendaklah kita tegar menghadapi segala rintangan dan permasalahan hidup yang selalu menghadang. Semua permasalahan kita hadapi dengan kekuatan, kesabaran dan rasa percaya diri, niscaya pertolongan akan berpihak pada kita, kemenangan akan berada dalam genggaman tangan, dan kesuksesan akan menjadi motto dalam kehidupan kita.

KEGAGALAN MENGANTARKAN KESUKSESAN


Agar kita mengetahui kesuksesan, maka kita terlebih dahulu harus mengetahui kegagalan. Kegagalan tidak lain adalah tidak membuat tujuan secara jelas, sehingga seseorang bekerja tanpa rencana matang meskipun banyak menjumpai rintangan. Kalau kesuksesan merupakan pilihan yang ingin kita wujudkan, demikian juga dengan kegagalan.

Ketika kita melihat orang yang kehilangan tujuan dan motivasi untuk meraih kesuksesan, maka sama saja kita melihat orang yang hidup tanpa cita-cita. Mereka itu sebenarnya tidak pernah menikmati kehidupan mereka. Bahkan, mereka akan merasa bahwa hidup ini penuh dengan kegagalan.

Seorang ilmuwan besar ditanya setelah dia melakukan uji coba sebanyak 100 kali dan masih gagal,” Apakah Anda merasa gagal?”, “Tidak” jawabnya, “bahkan aku telah belajar 100 cara untuk meraih kesuksesan.

Karena tekadnya yang sangat kuat, ilmuwan besar itupunakhirnya meraih kesuksesan. Dia tidak akan berhasil mencapai hasil gemilang kalau tidak menempuh jalan kesuksesan dengan mencoba 100 cara. Karena keuletannya tersebut mustahil jika dia tidak meraih sukses setelah mencobanya berulang kali.

Kita keliru ketika menggunakan kalimat, “Aku sudah mencoba” hanya untuk mencari pembenaran untuk kegagalan kita. Ketika kita mempunyai tujuan yang ingin kita capai, maka saat itulah warna yang tersisa hanya dua, yakni putih atau hitam, keberhasilan atau kegagalan. Tak ada lagi istilah lain yang tersisa selain keduanya.

Namun demikian, kesuksesan yang hilang terlalu cepat tidak bisa di klaim sebagai suatu kegagalan. Setidaknya kesuksesan sesaat tersebut menjadi sejumlah informasi yang bisa membantu kita untuk kembali mengatur peta dan mengubah strategi demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu, ungkapan, “Aku sudah mencoba,” dapat menghentikan gerak langkah seseorang. Padahal dia musti terus melangkah demi mencapai tujuan yang diinginkan.

Sesering apapun orang jatuh dan terpeleset ketika hendak mencapai puncak gunung, tidak secara otomatis menjadi bukti kalau nantinya dia berhasil mencapai puncak gunung tersebut. Satu-satunya bukti yang bisa menunjukkan bahwa dia akan berhasil mencapai puncak gunung adalah ketika dia mau bangkit lagi setiap kali dia terjatuh.

Ketika seseorang mengatakan, “Aku telah berusaha tetapi tidak berhasil,” berarti dia telah gagal. Ungkapan ini menunjukkan bahwa dia berhenti untuk bangkit untuk mewujudkan harapannya. Dengan kata lain, ungkapan ini merupakan pembenaran atas kegagalan dan kelemahannya, kedua hal ini sama-sama tidak berguna.
Contoh konkrit yang lain, letakkan sebuah pensil di atas meja! Lalu cobalah untuk mengangkatnya! Dalam kasus ini ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, Anda benar-benar mengangkatnya atau justru sebaliknya. Ketika Anda mengangkat pensil, sebenarnya Anda tidak sekedar “berusaha” mengangkat pensil itu, tetapi juga benar-benar telah mengangkatnya. Memang sebuah usaha memiliki nilai penting dalam proses pembelajaran dan pelatihan. Namun, dalam kehidupan nyata, jangan sampai sebuah usaha disalahgunakan sehingga hanya menjadi kambing hitam atas kegagalan yang terjadi.