Agar kita mengetahui kesuksesan, maka kita terlebih dahulu harus mengetahui kegagalan. Kegagalan tidak lain adalah tidak membuat tujuan secara jelas, sehingga seseorang bekerja tanpa rencana matang meskipun banyak menjumpai rintangan. Kalau kesuksesan merupakan pilihan yang ingin kita wujudkan, demikian juga dengan kegagalan.
Ketika kita melihat orang yang kehilangan tujuan dan motivasi untuk meraih kesuksesan, maka sama saja kita melihat orang yang hidup tanpa cita-cita. Mereka itu sebenarnya tidak pernah menikmati kehidupan mereka. Bahkan, mereka akan merasa bahwa hidup ini penuh dengan kegagalan.
Seorang ilmuwan besar ditanya setelah dia melakukan uji coba sebanyak 100 kali dan masih gagal,” Apakah Anda merasa gagal?”, “Tidak” jawabnya, “bahkan aku telah belajar 100 cara untuk meraih kesuksesan.
Karena tekadnya yang sangat kuat, ilmuwan besar itupunakhirnya meraih kesuksesan. Dia tidak akan berhasil mencapai hasil gemilang kalau tidak menempuh jalan kesuksesan dengan mencoba 100 cara. Karena keuletannya tersebut mustahil jika dia tidak meraih sukses setelah mencobanya berulang kali.
Kita keliru ketika menggunakan kalimat, “Aku sudah mencoba” hanya untuk mencari pembenaran untuk kegagalan kita. Ketika kita mempunyai tujuan yang ingin kita capai, maka saat itulah warna yang tersisa hanya dua, yakni putih atau hitam, keberhasilan atau kegagalan. Tak ada lagi istilah lain yang tersisa selain keduanya.
Namun demikian, kesuksesan yang hilang terlalu cepat tidak bisa di klaim sebagai suatu kegagalan. Setidaknya kesuksesan sesaat tersebut menjadi sejumlah informasi yang bisa membantu kita untuk kembali mengatur peta dan mengubah strategi demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu, ungkapan, “Aku sudah mencoba,” dapat menghentikan gerak langkah seseorang. Padahal dia musti terus melangkah demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Sesering apapun orang jatuh dan terpeleset ketika hendak mencapai puncak gunung, tidak secara otomatis menjadi bukti kalau nantinya dia berhasil mencapai puncak gunung tersebut. Satu-satunya bukti yang bisa menunjukkan bahwa dia akan berhasil mencapai puncak gunung adalah ketika dia mau bangkit lagi setiap kali dia terjatuh.
Ketika seseorang mengatakan, “Aku telah berusaha tetapi tidak berhasil,” berarti dia telah gagal. Ungkapan ini menunjukkan bahwa dia berhenti untuk bangkit untuk mewujudkan harapannya. Dengan kata lain, ungkapan ini merupakan pembenaran atas kegagalan dan kelemahannya, kedua hal ini sama-sama tidak berguna.
Contoh konkrit yang lain, letakkan sebuah pensil di atas meja! Lalu cobalah untuk mengangkatnya! Dalam kasus ini ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, Anda benar-benar mengangkatnya atau justru sebaliknya. Ketika Anda mengangkat pensil, sebenarnya Anda tidak sekedar “berusaha” mengangkat pensil itu, tetapi juga benar-benar telah mengangkatnya. Memang sebuah usaha memiliki nilai penting dalam proses pembelajaran dan pelatihan. Namun, dalam kehidupan nyata, jangan sampai sebuah usaha disalahgunakan sehingga hanya menjadi kambing hitam atas kegagalan yang terjadi.