Wednesday, December 24, 2008

ADA YANG MELIHAT

Dikisahkan tentang sebuah kehidupan ekonomi sebuah keluarga yang sangat menyedihkan. Mereka tidak pernah dapat memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Karena anak-anak mereka sudah sangat lapar, sang ayah terpaksa mencuri sayuran di kebun milik tetangga.
Karena merasa tak ada yang melihat perbuatannya, si ayah meneruskan tindakan tidak terpuji tersebut berkali-kali. Sampai suatu ketika sang anak yang kebetulan menemani sang ayah berteriak, karena merasa ada orang yang terus memperhatikan mereka. “Ada orang yang terus memperhatikan kita, Ayah,” teriak si anak ketakutan.
“Di mana orangnya?” kata si ayah setengah berbisik dan memberikan isyarat agar si anak tidak bersuara keras.
“Ayah lihat di atas, mata besar itu terus melihat ke arah kita,” bisik si anak sambil menunjuk bulan purnama di langit.
Kalimat lugu dari si anak menyadarkan si ayah. Meskipun tidak ada orang lain yang melihat, tetapi Tuhan YME selalu memperhatikan tindakannya yang tidak terpuji. “Ya anakku, kamu benar. Bulan memang selalu memperhatikan perbuatan kita,” kata si ayah. Si ayah meneteskan air mata penuh penyesalan sembari memeluk erat anaknya. Di dalam hati ia berjanji tidak akan mengulangai lagi perbuatan tidak terpuji tersebut.
Pesan :
Kemiskinan atau keadaan seburuk apapun tak dapat dijadikan pembenaran untuk melakukan tindak negatif, misalnya mencuri, korupsi, menipu, merampok, mencopet dan lain sebagainya. Masih banyak solusi dengan cara yang benar dan tepat agar terlepas dari kemiskinan atau keadaan-keadaan buruk lainnya. Bersikap jujur, rajin bekerja, sopan, bersabar, bertindak kreatif dan lain sebagainya adalah jalan keluar untuk keluar dari keadaan yang buruk tersebut.
Contoh bila kita selalu bersikap jujur dalam berbisnis dari mulai niat sampai beraktifitas, maka kita akan dipercaya orang. Seorang pedagang yang jujur merupakan daya tarik luar biasa untuk menarik pelanggan datang berbondong-bondong kepadanya. Dampaknya, bisnis bertambah maju karena mendapatkan banyak keuntungan.
Oleh sebab itu biasakan diri kita selalu bertindak benar dan tepat. Jangan pernah kita berusaha menghalalkan segala cara karena merasa sedang terdesak. Secara berkala berusahalah mengevaluasi diri apakah perbuatan kita benar atau keliru, kemudian tumbuhkan kesadaran menghindari perbuatan tercela. “Ketika aku berbuat baik, aku merasa enak. Ketika aku berbuat buruk, aku merasa tidak enak. Itulah agamaku,” kata Abraham Lincoln.
Ada beberapa kiat sederhana untuk menghindari perbuatan tercela dan membiasakan diri berbuat benar dan tepat. Yang pertama adalah mendekati atau berusaha bergaul dengan orang-orang yang berperilaku positif. Selanjutnya adalah mencari lingkungan yang positif. Yang ketiga adalah mengingat selalu dampak buruk yang akan kita terima dari perbuatan negatif.
Sedangkan kiat pamungkas dan paling efektif menghindarkan diri kita dari perbuatan buruk adalah mengingat Tuhan YME sesering mungkin. Kekuatan spiritual adalah kontrol yang sangat potensial supaya kehidupan kita senantiasa diwarnai dengan kebahagiaan dan sikap kita identik dengan keluhuran budi pekerti. Karena sikap dan keluhuran budi pekerti menghidupkan hati dan sangat penting dalam mengarungi bahtera kehidupan kita.
“None of us can hope to get anywhere without character, moral courage and the spiritual strength to accept responsibility. – Tak seorangpun diantara kita bisa berharap sampai ke tujuan, tanpa karakter, moral keberanian dan kekuatan spiritual dalam mengemban tanggung jawab,” demikian Thomas J. Watson.